TONGKAT ESTAFET PUTUSSIBAU

hingga nanti tongkat estafet ini akan di teruskan lagi oleh generasi muda, Sampai nanti masa lalu kan menjadi sejarah para leluhur ,dan yang akan datang kan menjadi misteri sang inspirasi muda, perlahan berjalan mencari garis finish yang belum terlihat....

Rabu, 30 September 2015

GUBERNUR KALBAR MENERIMA PENGHARGAAN MAMASI DARI MASYARAKAT DAYAK TAMAN


Support by : borndeo.com

Camera & Edited by : Deo ||   Tim Creative by : Fetro 
Sumber Berita:  http://www.radarnusantara.com/2015/09/gubernur-kalbar-dapat-penghargaan-mamasi.html

**
Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH menerima penghargaan Mamasi dari masyarakat Dayak Taman Kapuas Hulu, Minggu (27/9/2015). Penobatan dilakukan di Soo Langke atau Rumah Betang Melapi 1 Patamuan, Desa Melapi, Kecamatan Putussibau Selatan, Kapuas Hulu." Selain arg bertahu.

Menurut Tua' Rumah Betang Melapi 1 Patamuan, Pulo' (70) menjelaskan, mamasi adalah penghargaan tertinggi yang diberikan masyarakat Dayak Taman Kapuas Hulu kepada seseorang yang dinilai punya tua, punya bobot dan bisa mengambil berkat dan karunia untuk masyarakat Dayak Taman. Dayak Taman adalah salah satu sub suku Dayak yang mendiami sepanjang pesisir hulu sungai Kapuas di Putussibau.

Kepala Desa Melapi, Rantai (46), menjelaskan, panjang Betang Melapi 1 Patamuan 220 meter, lebar 35 meter, 74 pintu, 49 kepala keluarga, serta 300 jiwa. Rantai menjelaskan, soo Langke atau rumah bentang Melapi Patamuan selesai dibangun 1943, sekarang umurnya 72 tahun dan sudah diakui sebagai cagar budaya. Dari rumah panjang beratap sirap belian, ini lahir Djeranding Abdurrahman Pahlawan Nasional yang pernah dibuang ke Boven Digoel. Juga di tempat tersebut lahir tokoh-tokoh politik Dayak seperti F.C. Palaoensoeka pendiri PPD. Tokoh pejuang PD Massuka Djanting tokoh pendiri Bentang atau Betang soo Langke. HS laurens Mangaan. Dan Drs. Massardy Kaphat.  Dijelaskan Pak Pulo' upacara Mamasi diawali penyambutan tamu yang akan diamasi di halaman Rumah Panjang dan tamu tersebut harus memotong umpang (Kayu penghalang) yang dipasang sebagai ucapan selamat datang di Rumah Panjang. 

Upacara Mamasi sendiri adalah upacara penghargaan dari seseorang atau beberapa wanita kepada pria tertentu dengan kriteria pria diantaranya pria yang ksatria, tokoh atau pemimpin yang arif bijaksana, hartawan yang dermawan. Pria tersebut pada upacara gawai besar Dayak Taman mendapat kehormatan atau kepercayaan menombak atau menyembelih hewan kurban sapi atau kerbau yang dimasukan kandang khusus atau disebut Pandung. Pria tersebut adalah pejabat tinggi yang berkunjung secara resmi ke Betang Melapi 1 Patamuan. Pria tersebut bisa saja sebagai tokoh yang berjasa kepada bangsa dan negara. 

Kata Pak Pulo' juga, prosesi mamasi dipimpin Ketua Adat dengan terlebih dahulu memasang anyaman daun enau dalam bahasa Taman Indulu amas-amas. Dilengkapi bulu burung enggang yang dianggap sebagai mahkota tertinggi. Selain mahkota juga jarat tangan dan tolang manik yang diikat di tangan pria yang di mamasi sebagai simbol kekuatan persaudaraan dan panjang umur dan kekuatan tubuh. Dilanjutkan pemberian minuman tradisional dari wanita yang mamasi kepada pria yang dimamasi dengan 7 macam minuman air garam, air jahe, buah lasa' (air asam). Air putih untuk kejernihan pikiran, maram, papa' minyak kelapa sebagai pertanda lancarnya kehidupan kita, Setelah itu dilakukan tarian bersama 
Dariya Sosoak atau tarian gembira.

Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH Mengingatkan agar menjadi dayak jangan minder, "harus punya prinsip, peluang terbuka lebar dengan didukung teknologi maju, nasib kita berubah atau tidaknya bergantung pada diri kita sendiri,"ujar Cornelis yang tanggal 19 September 2015 lalu dilantik sebagai Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN)." kita sudah diberi kesempatan oleh Negara untuk maju,"ujar Cornelis lagi. (Santo)

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi blog sederhana ini,semoga bermanfaat

KATEGORI

kapuas hulu (48) kalimantan barat (43) Wisata dan Budaya (29) Berita Hiburan (28) putussibau (25) DAYAK (16) Renungan (16) Budaya (10) Iban (9) Kalimantan (9) Dayak Iban (8) HPMDKH (7) Sungai Utik (7) Borneo (6) Dayak Iban Sungai Utik (6) Save Borneo (5) Sarawak (4) save culture (4) save dayak (4) save rainforest (4) Deo (3) Heritage (3) Indonesia (3) KB 1 (3) Malaysia (3) Rumah Panjang (3) Wisata (3) borndeo (3) plb badau (3) pos lintas batas negara (3) presiden joko widodo ke putussibau (3) tatto dayak (3) Adat (2) Alam (2) Culture (2) Dayak Kalimantan (2) Dayak Taman Kapuas (2) Dayak tribe (2) GUBERNUR KAL-BAR (2) Hutan (2) Hutan Adat (2) Kartun Borneo (2) Melapi (2) Pilkada Kalimantan Barat (2) Rumah Betang (2) YOGYAKARTA (2) lagu Dayak (2) save earth (2) (PSBDK (1) 2012) (1) Asian Arowana (1) BATAS (1) BUKU (1) Benua Tengah (1) Bukit Kelingkang (1) Cornelis (1) Dayak di Ujung Pena Mahasiswa (1) Ensebang Plaik (1) Events (1) Festival Danau Sentarum & Betung Kerihun (1) GOLPUT (1) Gawai (1) Gubernur Kalbar (1) Indonesia. (1) Kalimantan Dayak Iban (1) Kartun Dayak (1) Keling (1) Keling Kumang (1) Kumang (1) Long House (1) Lunsa Hilir (1) Lunsa Hulu (1) Mahasiswa Dayak (1) Mamandung (1) Mamasi (1) Menua (1) Native (1) PAC (1) PESTA SENI DAN BUDAYA DAYAK SE-KALIMANTAN X 2012 (1) PSBDK (1) Pesta Seni Budaya Dayak ke X (1) Putussibau Art Community (1) RAA MAMANDUNG (1) Rainforest (1) Save (1) Sayut (1) Sclerepages Formosus (1) TNBK (1) TNDS (1) Tamambaloh (1) Travel (1) West Kalimantan (1) arwana sentarum (1) badau (1) batang mandai (1) big tree (1) bukit tilung (1) dayak kayaan (1) gawai dayak (1) gereja mendalam (1) ikan arwana super red (1) jokowi ke plb badau (1) kayaan (1) landmark (1) masyarakat adat (1) mendalam (1) sauwe (1) silok (1) taman kapuas (1) upacara 17 agustus putussibau kapuas hulu (1)