TONGKAT ESTAFET PUTUSSIBAU

hingga nanti tongkat estafet ini akan di teruskan lagi oleh generasi muda, Sampai nanti masa lalu kan menjadi sejarah para leluhur ,dan yang akan datang kan menjadi misteri sang inspirasi muda, perlahan berjalan mencari garis finish yang belum terlihat....

Jumat, 30 Desember 2011

Review Festival Danau Sentarum dan Betung Kerihun



Banyak tempat Wisata yang mempesona dan masih alami yang masih ada, tapi bagaimana caranya harus di perkenalkan, dan menarik minat wisatawan. hal ini merupakan awal yang baik untuk memperkenalkan Wisata yang ada di daerah Kapuas Hulu agar lebih di kenal lagi nantinya dengan diadakannya Festival Danau Sentarum dan Betung Kerihun yang di gelar oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mulai Senin (28/11) hingga Jumat (2/12) untuk mempromosikan kepada wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung ke Taman Nasional tersebut.

Cara yang cukup berkesan yaitu mempromosikan keindahan alam lengkap dengan budaya yang ada di tempat tersebut itu merupakan hal yang alami dan menarik wisatawan yang ada, bahkan ada 1000 undangan yang hadir saat digelarnya Festival Danau Sentarum dan Betung Kerihun, tamu-tamu pun di ajak berkeliling di kawansan taman nasional tersebut.

Bahkan kegiatan dan perlombaan diantaranya tour crusing di kawasan Danau Sentarum, sekaligus peresmian floating haouse, pameran produk unggulan da potens pariwisata, parade lagu Dayak dan lagu Melayu, parade tari Dayak dan tari Melayu, lomba berbalas pantun, pemilihan bujang dan darah pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu, lomba masakan tradisional,lomba sampan tradisional,lomba pangkak gasing, dan lomba menyumpit.(read)
sehingga para tamu dan wisatwan yang datang bisa lebih memahami kekayaan seni dan budaya serta potensi wisata yang Kapuas Hulu miliki.

Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) potensi yang dapat dilihat wisata alam,perlindungan keanekaragaman hayati, pemanfataan jasa air dan aliran air, bahkan penyelamatan lingkungan serta penyerapan karbon.
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan. Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju Laut China Selatan. (read)

Harapan saya, semoga di tahun yang akan datang Taman Nasional yang ada di daerah Kapuas Hulu akan lebih di kenal dan di kunjungi sehingga menjadi tempat Pariwisata yang paling di minati.

Pari = Pari berarti banyak , berkali - kali, berputar – putar atau berkeliling
Wisata= berarti bepergian

jadi, jangan pernah bosan mengunjungi tempat wisata yang anda inginkan dan abadikan dengan jepretan poto atau dengan goresan tulisan walaupun sedrhana


sehingga Anda bisa saling berbagi tempat yang pernah anda kunjungi,dan orang lain akan menahan kedipan nya untuk melihat pesona tempat-tempat indah di nusantara :) seperti yang anda ceritakan

Mari berwisata dan ajak keluarga,teman dan kerabat anda
seperti yang teman saya lakukan :





Yedie Berfoto ala pengerajin tenun
Semoga lebih banyak lagi generasi yang melestarikan budaya dan alam nya

-------------------------------------------------------------------

Putussibau-area blogspot mengucapkan ::
Selamat Hari Raya Natal 2011
Selamat Tahun Baru 2012
Gong Xi Fa Cai 2012

Sejauh mana kita sudah introspeksi diri, merenungi dan memikirkan cara untuk memperbaiki dan tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan di masa yang lalu?
--------------------------------------------------------------------

Silahkan Baca Lebih Lengkap Info dan sumber di atas :


Sumber Video : liputan Ruaitv

Sabtu, 10 Desember 2011

JEJAK "PANTANG" IBAN


Tato, Simbol Diri Orang Dayak Iban
Sabtu, 8 Oktober 2011 | 03:39 WIB
Oleh: A Handoko
KOMPAS/A HANDOKO
Seorang warga rumah Rumah Betang Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menunjukkan tato pada awal September lalu. Generasi tua Dayak Iban umumnya menato hampir seluruh tubuh mereka.
Masyarakat subsuku Dayak Iban memiliki tradisi menato tubuh mereka. Selain menjadi ciri khas, tato adalah simbol keberanian masyarakat Iban. Lihatlah Klaudis Kudi (74), salah seorang generasi tua Dayak Iban, yang hampir sekujur tubuhnya berhiaskan tato. Dulu, simbol keberanian. Kini, bermakna kenangan.
Menato tubuh adalah tradisi nenek moyang kami. Saat perang suku, tato menjadi semacam tanda pengenal,î kata Kudi. Ia adalah tetua adat Dayak Iban di Kampung Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Selain Kudi, di Sungai Utik ada Antonius Kidau (73) dan Bandi (81) yang memiliki tato hampir di seluruh tubuhnya. Kudi dan Kidau menato tubuhnya saat sama-sama merantau ke beberapa tempat di Sarawak mulai sekitar tahun 1970. Bandi juga menato tubuhnya saat merantau ke Miri, Sarawak, tahun 1959.
Kidau mengatakan, dulu tato dibuat menggunakan alat sederhana, yakni jarum-jarum yang disatukan. îGoresan bergaris hanya perlu satu jarum, tetapi untuk gambar yang memiliki bidang luas perlu sedikitnya 12 jarum yang disatukan dan ujungnya dibatasi dengan benang,î katanya.
Batas benang itu dipakai untuk membatasi seberapa dalam jarum akan masuk ke kulit. Jarum-jarum yang sudah dicelupkan ke pewarna akan dipukul- pukulkan perlahan ke bidang kulit yang hendak ditato.
"Kami masih menggunakan pewarna tato yang dibuat dari jelaga lampu minyak yang dicampur dengan air tebu", kata Kidau. Untuk membuat tato, mereka perlu mengumpulkan jelaga yang sengaja mereka buat dengan menaruh seng di atas lampu minyak. Jelaga akan terkumpul di seng yang langsung terkena api dari lampu minyak.


Air tebu bercampur jelaga masih harus dikeringkan selama beberapa hari hingga menjadi kristal. Kristal hitam itu kemudian dicairkan lagi saat hendak dipakai. Luka yang dihasilkan dari jarum-jarum itu akan menjadi koreng dan ketika koreng sudah sembuh tertinggallah warna hitam sesuai pola yang digambar saat menato.
"Pertama kali ditato, badan demam selama beberapa hari. Setelah itu, setiap kali ditato masih tetap terasa sakit, tetapi tidak demam lagi. Yang paling sakit adalah tato di rusuk dan leher karena kulitnya tipis dan terasa sampai ke tulang. Tato penuh satu badan ini tidak dibuat dalam sekali menato, tetapi belasan kali," ujar Kudi menunjukkan tato di tubuhnya.
Tato juga umumnya dimiliki oleh para lelaki Iban saat ini, tetapi tidak sebanyak yang dimiliki oleh generasi tuanya. Kepala Desa Batu Lintang Raymundus Remang (46) mengatakan, menato tubuh juga memerlukan nyali karena dulu alat tato masih tradisional. "Generasi setelah saya ada juga yang masih punya tato, tetapi sudah menggunakan mesin sehingga tidak sesakit menggunakan tato tradisional," kata Remang.
KOMPAS/A HANDOKO
Rumah Betang Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat pada awal September lalu. Masyarakat Iban seperti halnya sub suku Dayak lainnya di Kalimantan Barat, memiliki tradisi hidup komunal di rumah betang atau rumah panjang. (lanjut baca)

*****

Folk Tattospace dan Eternity Tatto Parlor
Sungai Utik, Kapuas Hulu
Kalimantan Barat, Desember 2011
JEJAK "PANTANG" IBAN
Tinta yang mengalir dalam darah
Mengantar pada penggalian keagungan budaya
agar mampu berdiri kokoh diatas tiang tradisi

Sungai Utik, Kapuas Hulu
Kalimantan Barat, Desember 2011

JEJAK "PANTANG" IBAN
Ink flowing in the blood
Fused with the body and soul
Led to the excavation of cultural greatness
To be able to stand firm above the poles of tradition

--
Oleh-oleh setelah team Jejak Pantang Iban menyelesaikan Tugas Mulianya :


Team Jejak Pantang Iban dan Warga Rumah Betang Sungai Utik


Video dokumenter 3 tatto artis Jogja (Hendra,Agung,Erzan) dalam pendataan design tatto dayak Iban di Sungai utik batu lintang,Kapuas hulu,KALBAR.

KATEGORI

kapuas hulu (48) kalimantan barat (43) Wisata dan Budaya (29) Berita Hiburan (28) putussibau (25) DAYAK (16) Renungan (16) Budaya (10) Iban (9) Kalimantan (9) Dayak Iban (8) HPMDKH (7) Sungai Utik (7) Borneo (6) Dayak Iban Sungai Utik (6) Save Borneo (5) Sarawak (4) save culture (4) save dayak (4) save rainforest (4) Deo (3) Heritage (3) Indonesia (3) KB 1 (3) Malaysia (3) Rumah Panjang (3) Wisata (3) borndeo (3) plb badau (3) pos lintas batas negara (3) presiden joko widodo ke putussibau (3) tatto dayak (3) Adat (2) Alam (2) Culture (2) Dayak Kalimantan (2) Dayak Taman Kapuas (2) Dayak tribe (2) GUBERNUR KAL-BAR (2) Hutan (2) Hutan Adat (2) Kartun Borneo (2) Melapi (2) Pilkada Kalimantan Barat (2) Rumah Betang (2) YOGYAKARTA (2) lagu Dayak (2) save earth (2) (PSBDK (1) 2012) (1) Asian Arowana (1) BATAS (1) BUKU (1) Benua Tengah (1) Bukit Kelingkang (1) Cornelis (1) Dayak di Ujung Pena Mahasiswa (1) Ensebang Plaik (1) Events (1) Festival Danau Sentarum & Betung Kerihun (1) GOLPUT (1) Gawai (1) Gubernur Kalbar (1) Indonesia. (1) Kalimantan Dayak Iban (1) Kartun Dayak (1) Keling (1) Keling Kumang (1) Kumang (1) Long House (1) Lunsa Hilir (1) Lunsa Hulu (1) Mahasiswa Dayak (1) Mamandung (1) Mamasi (1) Menua (1) Native (1) PAC (1) PESTA SENI DAN BUDAYA DAYAK SE-KALIMANTAN X 2012 (1) PSBDK (1) Pesta Seni Budaya Dayak ke X (1) Putussibau Art Community (1) RAA MAMANDUNG (1) Rainforest (1) Save (1) Sayut (1) Sclerepages Formosus (1) TNBK (1) TNDS (1) Tamambaloh (1) Travel (1) West Kalimantan (1) arwana sentarum (1) badau (1) batang mandai (1) big tree (1) bukit tilung (1) dayak kayaan (1) gawai dayak (1) gereja mendalam (1) ikan arwana super red (1) jokowi ke plb badau (1) kayaan (1) landmark (1) masyarakat adat (1) mendalam (1) sauwe (1) silok (1) taman kapuas (1) upacara 17 agustus putussibau kapuas hulu (1)