hingga nanti tongkat estafet ini akan di teruskan lagi oleh generasi muda, Sampai nanti masa lalu kan menjadi sejarah para leluhur ,dan yang akan datang kan menjadi misteri sang inspirasi muda, perlahan berjalan mencari garis finish yang belum terlihat....
Suku Dayak Kayaan di Kabupaten Kapuas Hulu tersebar di sepanjang sungai Mendalam yang tersebar di 3 Desa, yakni Desa Padua, Desa Teluk Telaga dan Desa Datah Dian. Suku Dayak Kayaan , saat ini adalah mayoritas pemeluk agama Kristen, terutama Kristen Katolik sedangkan sebagian kecil adalah pemeluk Kristen Protestan.
Paroki Mendalam merupakan pemekaraan dari Paroki Hati Santa Maria Tak Bernoda Putussibau sejak tahun 1980, di gembalakan oleh imam dari ordo Montfortan (SMM).
Tradisi Pasiap Dayak Taman Kapuas dalam rangkaian acara Gawai RAA di Betang Sauwe Desa Melapi, pada tanggal 12 Juli 2016. Pasiap dilakukan oleh perempuan Dayak Taman (Anak-anak, Remaja maupun Ibu-ibu yang berpakian adat) yang membawa Aneka Kue/Makanan Ringan melewati Ruai Rumah Betang yang diberikan kepada seluruh tamu-tamu yang menghadiri Gawai Raa Lamba' Lalo Betang Sauwe "Soo Tunggan" Desa Melapi, Kapuas Hulu.
Dahulunya Pasiap dilakukan dengan cara langsung menyuapi kue ke para tamu, apabila anda hadir dalam acara tersebut pasti anda akan pulang dengan perut yang kenyang dan hati yang senang.
Tambang yang berbentuk patung dan mempunyai ujung yang runcing yang terbuat dari kayu terpilh yaitu kayu ulin. Gawai Marabut Tambang yang berarti Masa duka yang relatif panjang dimana generasi almarhum/arwah yang dilaksanakan tambangnya berasal dari kasta bangsawan/samangat atau seseorang yang telah menjadi sesepuh/berpengaruh/berwibawa manakala ia meninggal akan diadakan suatu pertanda yaitu penanda yang berbentuk patung/tambang.
Marabut Tambang sangat jarang di lakukan dan ini bukan kegiatan rutin. Usia Tambang yang di cabut ini berusia 35 Tahun. Marabut Tambang tidak boleh diadakan apabila tidak dihadiri oleh satu wilayah ketemengungan.Orang yang mencabut tambang juga orang yang terpilih oleh keluarga dan tidak sembarangan, yang merupakan tua-tua adat.
Khususnya Mangulamu ialah Upacara Adat yang bermaksud untuk menghormati Roh para leluhur.
Bukit Tilung mempunyai tinggi 1.112 meter dari permukaan laut dan terletak di Desa Nanga Raun di Kabupaten Kapuas Hulu. Desa Nanga Raun berada di aliran sungai Manday yang di diami oleh suku Dayak Orung Da'an.
Ada sebuah kepercayaan dari suku Dayak Orung Da'an, bahwa di bukit Tilung konon para arwah orang Dayak yang meninggal akan berkumpul di Bukit Tilung untuk menuju jalan ke Surga, dan cerita ini sama dengan Dayak Iban di Sarawak konon para leluhur mereka turun dari Bukit Tilung maka ketika mereka meninggal arwah mereka akan kembali lagi menuju ke Bukit Tilung bersama Para Leluhurnya.
Dayak di Kapuas Hulu ( Group Banuaka : Taman, Kalis, Peniung, Tamambaloh, dsb) juga berkiblat ke Bukit Tilung. Dalam Kepercayaan Suku Taman Kapuas, orang yang telah meninggal maka mereka tarikan dan diiringi taba (instrumen kematian) agar arwah nya samapi ke Bukit Tilung.
Tatto dengan motif iban "bungai terung" melambangkan kedewasaan dan kemandirian bagi kaum remaja pria iban. Bungai terung terletak di bahu kiri dan kanan, yang berarti keseimbangan.
Lingkaran yg ada di dalam bungai terung disebut "perut mure" nampak seperti tali jiwa.
"perut mure" yang nampak seperti tali jiwa merupakan untaian tali yang saling melingar di tengah bungai terung tersebut. "perut mure" wujud nyatanya bisa dilihat di kecebong (anak katak) bagian perutnya.
Tatto di Rumah Betang Sungai Utik dibuat dengan cara tradisional (cara ketok / handtapping), oleh tatto artist Dayak Iban Sungai Utik. Sebelum bertatto yang di tatto maupun yang menatatto akan "muae ae tuak" memberikan "minuman kepada Pencipta", ini di maksud agar semuanya berjalan lancar, dan baik-baik saja.
ingin meloncat lebih tinggi,
ingin pergi lebih jauh,
ingin menyelam lebih dalam,
ingin belajar hidup,
disini aku di tempa disini aku dibesarkan,semangat ku keyakinan ku keberadaan ku terbentuk,masih ku pelihara kerinduan yang dalam setiap sudut mu menyimpan langkah ku Putussibau.menjalin persahabatan dengan alam,masih kah terbesit asa anak cucu mencumbu pasir,mendengarkan kicauan burung, dan berlari2 di hutan rimba.